Kamis, 29 Juli 2021

 


BUKU MUARA TULISAN

Pelatihan Menulis PGRI  Gelombang 19 dan 2




Resume ke-8     :  Rabu,28 Juli 2021 pukul 19.00 WIB

Narasumber      :  Tamrin Dahlan,

Gelombang       :19

Nama                  : Sri Andayani

Asal sekolah     : SMPN 6 Sidoarjo

 "Menulislah dan Jadikan Menulis itu Kebiasaanmu"

Kuliah Menulis kali ini agak berbeda yaitu materinya yang berupa slide-slide sudah di share terlebih dahulu. Harapannya adalah peserta sudah membacanya dan kemudian di kelas mereka bisa mendiskusikannya Bersama. Bapak Thamrin Dahlan, sebagai narasumbernya malam ini adalah seorang dosen, purnawirawan polri, Pegiat literasi, juga pemilik Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan(YPTD), dan juga pemilik penerbit YPTD. Buku-buku yang ditulisnya juga banyak sekali sekitar 40 n buku.

Pelatihan menulis malam ini dimoderatori oleh bapak Bambang atau bapak Bams, beliau adalah juga peserta pelatihan di gelombang sebelumnya, yang karena prestasinya dipercaya menjadi narasumber,juga moderator beberapa pelatihan termasuk malam ini.

            Bapak Bambang kemuadian mempersilahkan kepada narasumber untuk memulai kuliahnya,tetapi bapak Thamrin mengatakan bahwa beliau akan memfokuskan diskusi  pada topik bukunya yaitu”Buku Muara Tulisan dan Buku adalah Mahkota Penulis.”

Dalam paparannya bapak Thamrin mencoba menyemangati para peserta untuk segera membukukan tulisannya karena dimasa digital ini segalanya sudah serba mudah. Kemajuan teknologi sudah mampu mempermudah para penulis membuat buku dan menerbitkannya. Para penulis tidak perlu repot dan cemas lagi untuk menerbitkan bukunya karena   sekarang ini sudah banyak sekali penerbit indi yang siap mencetak buku-buku mereka. Salah satunya adalah penerbitan buku milik Bapak Thamrin yaitu YPTD. Modal utama para guru penulis di sini sudah ada yaitu tulisan di blog.

“Para guru janganlah berhenti menulis”,demikianlah pesan beliau. Menulislah apa saja. Dari yang terlintas di kepala hingga kegiatan nyata hidupmu. Menulislah tentang kisah-kisah fiksi maupun non fiksi tentang dunia di sekitarmu. Menulislah tentang pengalaman pembelajaranmu, menulislah tentang tentang orang-orang di dekatmu; siswamu,keluargamu,sahabatmu,lingkunganmu,dan sebaginya.

Rekamlah apa yang kamu lihat maupun yang kamu dengar, nyatakan yang kamu harapkan dan angankan dalam tulisan. Lalu kumpulkan tulisan-tulisanmu yng berserakan di dalam blogmu itu dan kumpulkan menjadi sebuah buku.

Jadikan tulisanmu itu bermakna, berharga hingga ia kan menjadi mahkotamu. Lalu orang-orang akan memberimu sebutan yang membanggakanmu"penulis" sekaligus memberimu tanggung jawab. Kamu akan senang jika orang menyebutmu sebagai penulis, tetapi sekaligus memberimu beban tanggung jawab untuk gelarmu itu, yaitu menghasilkan karya tulis  yang bagus dan bermutu.

Di komunitas pelatihan ini kebanyakan pesertanya adalah guru. Narasumber mengingatkan pada para peserta bahwa guru adalah pencipta peradaban. Dari kerja dan perlakuan guru yang baik terhadap bidang kerja maupun  siswanya sudah pasti akan menciptakan generasi-generasi peradaban baru.

Guru yang mengajar dengan hati akan selalu berusaha mengajar dan mendidik siswanya dengan ikhlas. Guru akan berbuat yang terbaik untuk siswa. Karena itu guru senantiasa mengasah diri dan kemampuannya untuk terus berinovasi pada pembelajarannya. Ia adalah arsitek peradaban karena guru yang hebat akan menciptakan siswa-siswa yang hebat pula.Guru yang mengajar sesuai dengan jamannya siswa pasti akan menghasilkan generasi-genersi yang innovatif berikutnya.

Bagaimanakah cara agar apa yang dilakukan guru itu dapat menular pada siswanya? Tentu saja program literasi di sekolah harus di kembangkan oleh guru.Keterampilan berliterasi erat kaitannya dengan keterampilan membaca,menulis,berbicara,menghitung, dan juga memecahkan masalah. Kelima macam jenis keterampilan berliterasi tersebut di atas saling berkaitan satu sama lainnya. Guru harus mampu membiasakan berbagai keterampilan berliterasi seperti di atas pada siswa. Ajarkan siswa untuk membiasakan diri menulis.

Bapak Thamrin memberikan tips-tips menulis,antara lain,anatara lain: Menulislah yang pendek-pendek, mudah dimengerti, dan runtut. Jika mengalami kemacetan dalam menulis atau tulisanmu mengambang tanpa penyelesaian jangan ditinggalkan terus saja menulis. Jangan takut salah PUEBI. Jika selesai menulis lakukan proses editing sendiri dan lakukan beruang-ulang hingga tulisnmu siap diupload ke media sosial. Kenapa itu perlu? Bagi Seorang penulis maupun calon penulis medsos sangat penting untuk branding tulisannya maupun untuk pengakuan dirinya sebagai seorang penulis.

           

#Pelatihan Menulis PGRI

#Menulis di blog

#Menulis bareng Om Jay

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar