BUKU MUARA TULISAN
Pelatihan Menulis PGRI Gelombang 19 dan 2
Resume
ke-8 : Rabu,28 Juli 2021 pukul 19.00 WIB
Narasumber :
Tamrin Dahlan,
Gelombang :19
Nama :
Sri Andayani
Asal sekolah : SMPN
6 Sidoarjo
Kuliah Menulis kali ini agak
berbeda yaitu materinya yang berupa slide-slide sudah di share terlebih dahulu.
Harapannya adalah peserta sudah membacanya dan kemudian di kelas mereka bisa mendiskusikannya
Bersama. Bapak Thamrin Dahlan, sebagai narasumbernya malam ini adalah seorang dosen, purnawirawan polri, Pegiat
literasi, juga pemilik Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan(YPTD), dan juga pemilik
penerbit YPTD. Buku-buku yang ditulisnya juga banyak sekali sekitar 40 n buku.
Pelatihan menulis malam ini
dimoderatori oleh bapak Bambang atau bapak Bams, beliau adalah juga peserta
pelatihan di gelombang sebelumnya, yang karena prestasinya dipercaya menjadi
narasumber,juga moderator beberapa pelatihan termasuk malam ini.
Bapak Bambang kemuadian
mempersilahkan kepada narasumber untuk
memulai kuliahnya,tetapi bapak Thamrin mengatakan bahwa beliau akan memfokuskan
diskusi pada topik bukunya yaitu”Buku
Muara Tulisan dan Buku adalah Mahkota Penulis.”
Dalam paparannya bapak
Thamrin mencoba menyemangati para peserta untuk segera membukukan tulisannya karena
dimasa digital ini segalanya sudah serba mudah. Kemajuan teknologi sudah mampu
mempermudah para penulis membuat buku dan menerbitkannya. Para penulis tidak
perlu repot dan cemas lagi untuk menerbitkan bukunya karena sekarang ini sudah banyak sekali penerbit
indi yang siap mencetak buku-buku mereka. Salah satunya adalah penerbitan buku
milik Bapak Thamrin yaitu YPTD. Modal utama para guru penulis di sini sudah ada
yaitu tulisan di blog.
“Para guru janganlah berhenti
menulis”,demikianlah pesan beliau. Menulislah apa saja. Dari yang terlintas di kepala hingga kegiatan nyata hidupmu. Menulislah tentang kisah-kisah fiksi maupun non fiksi tentang dunia di sekitarmu. Menulislah tentang pengalaman pembelajaranmu, menulislah
tentang tentang orang-orang di dekatmu; siswamu,keluargamu,sahabatmu,lingkunganmu,dan
sebaginya.
Rekamlah apa yang kamu lihat
maupun yang kamu dengar, nyatakan yang kamu harapkan dan angankan dalam tulisan.
Lalu kumpulkan tulisan-tulisanmu yng berserakan di dalam blogmu itu dan
kumpulkan menjadi sebuah buku.
Jadikan tulisanmu itu bermakna,
berharga hingga ia kan menjadi mahkotamu. Lalu orang-orang akan memberimu
sebutan yang membanggakanmu"penulis" sekaligus memberimu tanggung jawab. Kamu akan senang
jika orang menyebutmu sebagai penulis, tetapi sekaligus memberimu beban
tanggung jawab untuk gelarmu itu, yaitu menghasilkan karya tulis yang bagus dan bermutu.
Di komunitas pelatihan ini kebanyakan
pesertanya adalah guru. Narasumber mengingatkan pada para peserta bahwa guru
adalah pencipta peradaban. Dari kerja dan perlakuan guru yang baik terhadap
bidang kerja maupun siswanya sudah pasti
akan menciptakan generasi-generasi peradaban baru.
Guru yang mengajar dengan
hati akan selalu berusaha mengajar dan mendidik siswanya dengan ikhlas. Guru
akan berbuat yang terbaik untuk siswa. Karena itu guru senantiasa mengasah diri
dan kemampuannya untuk terus berinovasi pada pembelajarannya. Ia adalah arsitek
peradaban karena guru yang hebat akan menciptakan siswa-siswa yang hebat pula.Guru
yang mengajar sesuai dengan jamannya siswa pasti akan menghasilkan generasi-genersi
yang innovatif berikutnya.
Bagaimanakah cara agar apa yang dilakukan guru itu dapat menular pada siswanya? Tentu saja program literasi di sekolah harus di kembangkan oleh guru.Keterampilan berliterasi erat kaitannya dengan keterampilan membaca,menulis,berbicara,menghitung, dan juga memecahkan masalah. Kelima macam jenis keterampilan berliterasi tersebut di atas saling berkaitan satu sama lainnya. Guru harus mampu membiasakan berbagai keterampilan berliterasi seperti di atas pada siswa. Ajarkan siswa untuk membiasakan diri menulis.
Bapak Thamrin memberikan
tips-tips menulis,antara lain,anatara lain: Menulislah yang pendek-pendek,
mudah dimengerti, dan runtut. Jika mengalami kemacetan dalam menulis atau tulisanmu
mengambang tanpa penyelesaian jangan ditinggalkan terus saja menulis. Jangan
takut salah PUEBI. Jika selesai menulis lakukan proses editing sendiri dan lakukan
beruang-ulang hingga tulisnmu siap diupload ke media sosial. Kenapa itu perlu?
Bagi Seorang penulis maupun calon penulis medsos sangat penting untuk branding
tulisannya maupun untuk pengakuan dirinya sebagai seorang penulis.
#Pelatihan Menulis PGRI
#Menulis di blog
#Menulis bareng Om Jay
Tidak ada komentar:
Posting Komentar