Minggu, 10 Februari 2019

testimony menulis




           Ingin serius menulis? Ikuti program  KJB (Kelas Jadi Buku) . Sebuah kelas  program kepenulisan yang memberikan pelatihan menulis bagi para penulis baru atau yang senior yang ingin mutu menulisnya semakin berkibar di seantereo jagat.Dengan ikut program ini kita bisa belajar ,berlatih menulis dan berdiskusi dengan sesama penulis dan calon penulis dengan di pandu oleh para pakar penulis terkenal.Bergabung di sini memberi peserta  pemahaman dan tuntunan tentang  dunia tulis menulis.Peserta akan  semakin memahami apa saja  tugasnya sebagai  penulis dan apa tujuannya menulis.Disini para peserta bertemu dengan banyak penulis dari berbagi daerah diseluruh Indonesia walaupun mereka berasal  dari  berbagai  macam profesi.Mereka  bisa sharing ide ide dan pengetahuan seputar menulis.
               Mereka juga  bisa menjadi akrap walaupun berbeda profesi dan latar belakang .Tetapi para peserta  disatukan oleh tujuan yang sama yaitu belajar menjadi penulis beneran.Didalam program, ada yang disebut KMO (Kelas Menulis Online).Semua peserta di kelompok kelompokkan menjadi beberapa kelas .Masing masing kelas saling berdiskusi tentang materi atau tema yang sudah di tetapkan bersama. Dan setiap kelas ada Pj (penanggung Jawabnya ).Peserta juga bisa saling berkomunikasi dengan para pemandu untuk bertanya atau minta petunjuk tentang menulis.Hari ini adalah deadline terakhir mengumpulkan tugas pertama, yaitu menulis testimony tentang KJB.Sayang sekali hpku agak rewel padahal  ini jam sudah menunjuk angka 19.47 aku belum juga menyelesaikan testimoniku.Tinggal beberapa kata saja yang harus ku ketik.Tetapi aku belum bisa membuka hpku untuk mencari tahu tentang program ini leibh lanjut.

Menunggu part 2



MENUNGGU  part 2
Bagaimanakah perasaan anda ketika  sedang mengharapkan sesuatu tetapi belum ada kejelasannya? Gelisahkah anda? Menunggu atau menanti adalah masa jedah antara dua hal  dalam kurun waktu tertentu. Ada dua kemungkinan, yaitu yang anda harapkan itu pasti ada atau tidak pasti.
Bagi  orang kebanyakan,  masa menunggu bisa merupakan siksaan. Orang  mungkin merasa jenuh ketika menghadapi situasi itu. Pusing kepala, tengok sana tengok sini, hilir mudik,  adalah contoh ekspresi kebosanan ketika menunggu.  Bahkan dalam skala besar, ada yang sampai uring uringan, hingga stress lalu putus asa, Semoga kita terhindar dari ini.
Sebenarnya perasaan tidak mengenakkan itu bisa kita atasi dengan  menyikapinya secara positif.  Kalau pikiran kita menganggap  itu membosankan otomatis kita akan merasakan kebosanan itu. Sebaliknya kalau kita merasakan  sesuatu yang asyik banget maka kita akan mendapatkan keasyikan itu juga. Jadi  semua bergantung pada mindset kita sendiri.  Kita bisa menciptakan pemikiran yang positif  bahwa menunggu itu bukalah sesuatu yang patut untuk dijauhi atau diantipati. Kita bisa mengelolanya untuk menjadikannya sesuatu yang berharga dan menyenangkan.
Semua kembali pada sikap optimis kita  saat  dihadapkan pada situasi tersebut. Masa menunggu bisa menjangkiti siapa saja dan kapan saja. Orang bisa terjebak dalam situasi itu misalnya; karena kemacetan atau   antrian tiket,  mereka harus menunggu pesawat delay dan lain sebagainya.
 Kalau kita menyadari tentang kondisi itu bisa terjadi kapan saja di sekitar kita, maka kita akan mengambil sisi positifnya saja.  Lebih baik kita menikmati masa jedah itu untuk melakukan hal hal kecil yang membuat diri kita senang. Misal  mengobrol dengan teman, membaca buku, atau hanya mengawasi orang orang di sekeliling kita atau mengajak kenalan orag asing dan bercakap cakap dengan mereka, atau asyik sendiri dengan hp kita.  Tentu saja ini baik untuk merefleksikan ketegangan kita di saat penantian.  Kita tidak  akan merasa capek dan bosan. Karena salah satu pemicu stress adalah perasaan jenuh, monoton dan tegang. Tubuh akan terasa lemas, letih lesu dan ada rasa malas yang menyerang tubuh. Wajah akan berubah menjadi pucat karena aliran darah dari jantung menuju keseluruh tubuh terganggu akibat ketegangan otot otot tubuh. Ini terlihat dari adanya rasa kantuk yang sangat dan menguap yang berkali kali.
Lain lagi kalau kita sedang menunggu antrian ke kamar kecil. Wow,  pekerjaan ini harus segera di tuntaskan, kalau tidak akan menjadi masalah bagi kesehatan kita. Tetapi walau bagimanapun dalam situasi seperti ini kita dituntut untuk lebih tetap  sabar dan tetap tenang menunggu giliran.
Lain halnya dengan  para pegiat  pena, “Menunggu itu bisa mengasyikkan”, kata mereka. Moment  seperti ini adalah waktu yang tepat bagi penulis untuk menciptakan karya tulisnya. Apapun suasana hati, ini adalah saatnya ide ide muncul. Perasaan gelisah, resah, harap harap cemas, kesal, berdebar debar atau bosan selalu menghinggapi  siapapun dikala ia sedang menanti. Maka seorang penulis yang kreatif akan segera mengikat ide idenya itu dalam suatu rangkaian tulisan dan disimpannya untuk kemudian dijadikan sebuah karya tulis. Seorang penyair akan segera menciptakan  sebuah karya puisi sentimentil pada saat seperti itu. Sang pencipta lagu mungkin segera menggubahnya menjadi  lagu yang  merdu menyentuh hati.
Bagaimana jika seseorang itu sedang menunggu maut? Bagaimanakah perasaan mereka ketika menunggu maut? Siapakah yang sedang menunggu maut? Orang yang sedang sakitkah? Orang yang tua rentakah? Yang sebenarnya adalah kita semua ini sedang menunggu maut. Karena kita sebenarnya tidak mengetahui kapan malaikat maut itu datang dan membawa kematian kita. Memang kita tidak lantas menantinya tanpa melakukan sesuatu. Tetapi kita selalu diingatkan untuk selalu ingat ada kematian sehingga kita tidak mudah terlena dan lupa akan tugas kehambaan kita kepada Tuhan sang pencipta alam semesta. Tugas manusia hanyalah untuk beribadah kepadaNya, Teringat mati menjadikan kita lebih waspada didalam menjalani kehidupan. Apapun keadaan kita senang ataupun susah harus selalu ingat tujuan kita hidup didunia ini hanyalah untuk beribadah kepada Yang Maha Menciptakan kehidupan itu sendiri, jadi segala apa yang kita lakukan harus didasarkan atas ibadah dan penghambaan kita kepada Tuhan yanng memberi hidup, Allah SWT. Allah berfirman “ Dimana saja kalian berada, kematian pasti akan mendapati kalian, walaupun kalian berada di dalam benteng yang kokoh. (Q.S An Nisaa’{4}:78). Karenanya kita siapkan diri kita dengan bekal keimanan dan sabar menjalankan segala perintah dan meninggalkan larangannya. Masih banyak sekali kisah kisah di sekitar kita yang berkaitan erat dengan situasi ketika sedang menunggu sesuatu, misalnya menunggu pacar, menanti jodoh, menunggu rejeki, dan masih banyak lagi.
                                                                    *******
Kebanyakan ini menimpa para remaja, walau tidak menutup kemungkinan ini terjadi pada orang dewasa. Remaja yang sedang jatuh cinta mungkin akan berdebar debar ketika menunggu balasan dari orang yang dicintainya. Apalagi bila orang yang diharapkannya tersebut tidak memberikan sinyal sinyal yang jelas. Apakah dia akan di tolak atau diterima. Saat menunggu seperti itu hatinya di penuhi dengan penuh dengan kecemasan, sering melamun, menjadi pendiam, atau mengurung diri. Bahkan, ada yang lebih ekstrim lagi sampai melakukan bunuh diri karena merasa tidak mendapatkan respon. Sungguh perbuatan yang sia sia. Mengapa semua itu bisa terjadi? Tidak lain karena mereka tidak tahu makna dari mencintai. Remaja lebih mudah terbawa emosi. Akal pikirannya tidak lagi berjalan. Sehingga hilang akal sehatnya. Keimanan yang dangkal dan jiwa yang labil membuat mereka terjebak ke dalam kondisi putus asa. Mengapa tidak melakukan hal hal yang bisa meningkatkan harkat dirinya sehingga bisa layak untuk di cintai orang yang di harapkannya itu?
Ada lagi cerita lainnya, Setelah perceraian dengan istri yang sangat di cintainya , rupanya temanku  ini belum move on. Banyak yang menyuruhnya untuk menikah lagi. Dia layak  untuk itu,  masih muda, gagah, pekerjaan bagus,  dan tentu saja orangnya baik. Apalagi keluarga dan semua teman temannya selalu mendorongnya untuk segera berumah tangga lagi. Temanku bilang bahwa ada saatnya kita harus menunggu sejenak  setelah perceraian. Dia tak mau untuk segera menikah lagi  karena ada saatnya perlu waktu untuk merenungi segala apa yang sudah pernah dia alami. Diam sejenak adalah emas. Dia harus belajar banyak dari kesalahan pernikahan juga kegagalan dalam membina rumah tangganya. Menunggu dan merenung adalah bagus untuk mencari pencerahan diri dan tidak terjebak didalam keputusan salah untuk yang kesekian kali. Dan pada akhirnya setelah mendapat pencerahan dan ada jodoh yang cocok untuknya diapun berani memutuskan untuk memulai kehidupannya yang baru dan hidup berbahagia. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan niscaya mengadakan jalan keluar. Dan memberinya rejeki dari arah yang tidak di sangka sangka.(Q.S.Ath Thalaaq [65]:2-3]
Bagaimana dengan kisah para jomblowan atau jomblowati yang sedang menantikan jodohnya? Untuk berapa lamakah mereka harus menunggu? Apakah mereka harus diam menanti takdir mereka ataukah harus berikhtiar menjemput jodoh mereka? Ada yang menunggu setahun, dua tahun hingga ada yang mencapai  lima puluh tahun. Apakah tidak ada jodoh untuknya? Jodoh memang tidak bisa dipaksakan. Selain  karena jodoh kita sudah ditentukan oleh Allah, manusia  juga harus menemukannya. Kadang tidak dicari mereka yang datang sendiri. Kadang datangnya tidak terduga, misalnya melalui teman kita, atau teman yang biasa dekat dengan kita, tetapi ternyata itu adalah jodoh kita. Tetapi kadang sampai umur kita mencapai puluhan tahun belum juga menemukan jodoh kita. Disodor sodorkan pada kita pun belum tentu akan jadi kalau itu bukan jodoh kita. Apa ada yang salah dengan diri kita? Apakah kita sendiri yang menjauhkan jodoh kita sendiri dengan menetapkan kriteria kriteria yang teramat tinggi untuk jodoh kita? Sehingga orang lain enggan mendekati kita untuk berkenalan atau untuk dikenalkan pada saudara atau sahabat mereka. Para jomblowan atau jomblowati harus menginstroskpeksi dirinya sendiri.  Hendaklah berusaha baik lewat orang lain atau dirinya sendiri menciptakan jejak dirinya agar orang lain tahu keberadaannya, sehingga mereka akan  terlihat dan mudah dikenali  baik oleh calon pasangannya atau orang yang akan menolongnya untuk mengenalkannya pada jodohnya. Yang terpenting disini adalah mereka harus selalu optimis bahwa jodoh mereka akan datang dan selalu berbuat kebaikan  agar keberadaan meeka bersinar dan pada akhirnya menemukan jodoh. Keyakinan harus selalu di tegakkan dalam setiap diri bahwa Allah sudah menentukan jodohnya. Tinggal kesabaran dalam menunggu dan menemukannya yang harus dikuatkan sambil senantiasa berbuat kebajikan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Allah berfirman “Hi orang orang yang beriman, jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang orang yang sabar”.
  Ada juga yang mengeluhkan kehidupannya karena dari hari kehari dirasakan tetap saja kondisinya. Hidup serba pas pasan, kadang merasa kurang  rejekinya ,”Berpuluh puluh tahun keadaanku seperti ini saja. Rumahpun harus mengontrak. Gajipun  pas pasan hanya cukup untuk makan anak istri . Aku selalu menunggu rejeki datang menghampiriku . Hingga akan mengubah keadaanku”. Itulah yang sering di keluhkannya. Seorang honorer menunggu bertahun tahun untuk segera di akui pengabdiannya, tetapi nasib belum memberi hak haknya. Apakah harus menerima nasibnya begitu saja ataukah harus berbuat sesuatu untuk mengubah takdirnya? Benarkah rejeki akan datang kepada kita? Sebagaimana jodoh, rejekipun datangnya dari Allah. Allahlah yang menetapkan  rejeki bagi seluruh hamba hambaNya tanpa kecuali baik diminta ataupun tidak. Mengapa kita tidak menjemput rejeki kita sendiri? Allah berfirman,” berbuat baiklah kepada semua orang baik kamu dalam keadaan sempit atau lapang. Barang siapa yang memudahkan urusan saudaranya  didunia, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu amatlah berat, kecuali bagi orang orang yang khusyu.(Q.S.Albaqarah [2]:45).
Jadi pada hakekatnya, menunggu sama maknanya dengan sabar karena hubungan antara keduanya sangatlah erat sekali. Menunggu memerlukan kesabaran yang luar biasa. Sebaliknya ketidaksabaran, dalam menunggu hanya akan membuat kita frustasi dengan keadaaan apapun yang terjadi dengan kita.

Data Penulis: Sri Andayani,S.Pd dilahirkan di Sidoarjo 51 tahun yang lalu. Memiliki tiga putra dan putri dan menikah dengan M.Z. Arifin. Pernah berkuliah di IKIP Negeri Surabaya dan  sekarang mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 6 Sidoarjo. Menjadi anggota FLP  Angkatan 2017.Telah menerbitkan sebuah buku non fiksi,antologi puisi, antologi cerpen,antologi pantun, dan nubar  buku antologi  beberapa cerpen .Email: andayani152gmail.com.      HP: 081335303252









Menunggu part 1 menunggu ujian



MENUNGGU

“Menunggu” apakah itu menyenangkan?
 Mengawasi anak anak sedang ujian memang sangatlah membosankan,,apalagi aku mendapatkan shift ke-3 , kira kira jam 14.00 hingga 16.00. Wow, dua jam bakalan menjadi moment yang menakutkan bagiku. Aku sudah bisa membayangkan sebelumnya apa yang akan terjadi denganku di tempat itu pada saat saat seperti itu. Karenanya aku mengantisipasi  dan bersiap-siap membawa bekal yang cukup supaya aku tidak menjadi makhluk yang aneh ditempat itu. Kok aneh? Ya ialah betapa tidak aneh kalau kita berkali kali menguap tak berkesudahan.Aku bisa membayangkan bagaimana wajahku ketika menguap.  Tentu saja pada saat menguap wajah kita sungguh sangat memilukan, wajah seperti allien yang payah,wajah bodoh,wajah yang menunjukkan bahwa kita makhluk yang idiot. Nah aku tidak mau terlihat seperti itu kan? Karenanya segera ke penuhi tasku dengan buku buku antology cerpen terbitan FLP tercintaku. Bergegas aku pakai tasku, kukeluarkan motorku, kustarter dan wushhh motorku  melaju kearah tempat yang kutuju . Sebentar Aku telah sampai  sebelum pelaksanaan ujian. Karena memang jam segitulah waktu yng sudah di tentukan oleh panitia ujian unbk di rayonku.
Bel terdengar keras, tanda waktu peserta ujian segera masuk kelas masing masing. Sedangkan para pengawas berkumpul di ruang pimpinan untuk mendengarkan pengarahan seperlunya tentang tata cara dan pelasanaan ujian yang benar, juga tentang tanggung jawab bagi para pengawas dan proktor, serta tekhnisi unbk. Selanjutnya kami menuju ruang kepengawasan yang ada di lantai tiga. Kami susuri ruang ruang kelas, dan akhirnya aku  menemukan sebuah  tangga . Kuikuti anak tangga demi anak tangga,nafasku terasa ngos ngosan.Aduh, sungguh melelahkan rasanya, nafasku bertambah tersengal sengal, dengkul rasanya nyeri. Tetap saja kulangkahkan kakiku perlahan hingga mencapai lantai ketiga, ruang komputer 1. Di situ kulihat para peserta ujian sudah berbaris di sisi sisi jalan, menunggu para pengawas ujian untuk mempersilahkan mereka masuk klas. Satu persatu peserta ujian masuk kelas sambil bersalaman dan mengucapkan salam. Setelah semuanya duduk dengan tertib dan membuka komputer mereka dengan tertib. Aku duduk di depan sebelah kanan, teman sejawat sesama pengawas ada di sebelahku agak jauh. Sebelah kirinya lagi ada satu orang proktor yang sedang memonitor komputer, dan sebelah kirinya lagi seorang teknisi komputer.Ruangan ujian itu bentuknya memanjang terbagi menjadi 3 bagian; antara lain: ruang komputer 1 ,ruang komputer2 dan ruang komputer 3, yang ketiganya tidak dibatasi oleh sekat ruangan sehingga kita bisa memandang semua peserta dari kejauhan. masing masing ruang memiliki pengawas dan proktor, serta teknisi tersendiri.Jumlah peserta didik didalam satu ruang komputer tersebut masing masing 30 siswa dengan jumlah komputer 34 ,sisanya sebagai cadangan manakala ada yang sedang mengalami gangguan.
        Setelah kuedarkan lembar absen peserta ujian satu persatu aku kembali ketempat dudukku semula. Aku mengawasi peserta didik secara keseluruhan, nampak mereka bersungguh sungguh dalam mengerjakan sosal-soal ujian mereka. Mereka nampak tertib dan tenang.
Aku kembali menatap mejaku. Setelah kuisi lembar berita acara, daftar hadir dan pakta integritas, aku mulai bengong. Seperti yang sudah kuperkiraakan sebelumnya. Aku mulai mengeluarkan bekalku. Beberapa menit kemudian aku sudah terhanyut oleh buaian kisah yang ada buku antologiku. Kubaca satu persatu hingga waktu berjalan kira kira satu jam tidak terasa. Buku itu sudah habis aku lumatkan. Aku sudah terpuaskan dengan kisah kisah yang ada di buku itu. Karena jarang sekali aku punya waktu seluang itu untuk membaca. Aku selalu kehabisan waktu baik itu di sekolah, di rumah maupun dimana saja untuk membaca.entahlah sulit sekali mencari waktu saat itu,entah bersembunyi dimana dia. Mungkin saja dia bersembunyi dibalik tugas tugas mengajarku, maupun tugas tugas rumah. Dia senang sekali main petak umpet denganku dibawah kolong tempat tidur, Dulu aku selalu membaca dimanapun dan kapanpun itu, bahkan berjalanpun aku juga membaca ketika ada sesuatu yang menarik perhatianku.
Kulirik teman sesama pengawas disebelahku, Dia terlihat khusuk dengan kitab suci kecil di tangannya. Mulutnya komat kamit  menandakan bahwa dia sedang membaca ayat ayat yang ada didalamnya.”Sungguh cerdas sekali orang ini’, pikirku. Dia masih sangat muda ,usianya kira kira masih 26 tahunan, mengajar di sekolah Islam . Kenapa tak terpikir olehku untuk membawa kitab suci yang sama ya padahal aku juga pingin membaca dan mencari referensi  ayat ayat yang mendukung artikel kepenulisanku. Mungkin ketergesah gesahanku yang membuatku mencot saja buku yang ada didekatku. Itu pengalamanku yang konyol,lain waktu akan ku persiapkan lagi lebih baik.

Ibu yang hebat ,inspirasiku


Ibu Yang hebat
(SRI ANDAYANI)
             Bagiku ia seorang yang inspirative karena dari kesederhanaannya terpancar kekuatan batin yang kuat,
Sebuah karakter yang sangat bagus  untuk di jadikan contoh bagi semua orang yang masih menganggap bahwa nilai nilai ketulusan,keikhlasan, dan pengabdian seorang istri  pada keluargnya ,terutama pada suami dan anak anaknya masih sangat di junjung tinggi. Kehausannya akan menuntut ilmu demi memberikan tauladan langsung pada anak anaknya patut dicontoh. Dia telah melanglang buana mencari ilmu ,mengasah dirinya untuk menjadi wanita hebat yang bernilai tinggi. Seringkali mengikuti pelatihan pelatihan dan majelis mejelis ilmu dengan semangat yang tinggi dan menggebuh gebuh . Ini sering kali terlihat dari caranya menceritakan apa yang baru saja dan yang akan diikutinya. Sungguh wanita yang penuh semangat.Saya sungguh terkesan dari satu sisi ini.
Sebuah keinginan lama yang terpendam yang sudah hampir terlupakan ,bahkan seakan tiada mungkin terbangkitkan ternyata perlahan lahan timbul kembali ke dalam relung hati saya. Keinginan itu dari hari ke hari terus mengganggu, mengusik, bahkan terus menjadi pemikiran saya. Hati saya seakan terus mendorong saya agar segera dapat mewujutkan keinginan itu. Namun dari mana Saya harus memulainya, merupakan sesuatu yang masih belum bisa terpecahkan . Saya kebingungan untuk menjawabnya sendiri, karena keinginan itu tiba tiba muncul saja kedalam benak saya tanpa ada rambu rambu atau tanda tanda bahwa sesuatu yang besar  akan saya lakukan dalam hari hari saya. Seakan saya telah tertidur terlampau lama dalam kelelapan , tanpa adanya gangguan  hingga ketika terbangun karena suatu sebab,seakan akan saya berada dalam suatu situasi yang sangat membingungkan sekaligus mengejutkan. Hal ini terjadi karena ada seseorang yang telah membangunkan tidur  lelap saya.Yang telah membuyarkan mimpi mimpi saya hingga terbang segala arah , entah kemana. Orang yang telah membangunkan saya itu adalah teman saya sendiri ,seorang wanita hebat yang tiada ada kembarannya di muka  bumi  ini saat ini. Dia adalah seorang ibu dari ke tujuh anak yang telah sukses membesarkan putri putrinya dengan nilai nilai kehidupan yang kuanggap patut untuk diteladani. Hal apakah yang telah mempengaruhiku  karena kehadirannya dalam ketenanganku? Berikut adalah kaitannya.
 Keinginanku  menulis sudah lama saya impi impikan sedari dulu. Namun kesempatan untuk melakukannya masih belum ada. Kalaupun ada kesempatan , mood saya belum terbangun. Menurutku menulis bukanlah sekedar menggoreskan pena, tapi menulis adalah menuangkan pemikiran pemikiran bawah sadar kita, kemauan kemauan kita , cita cita kita , pengalaman pengalaman kita ,angan angan kita untuk kemudian menumpahkannya kedalam sebuah goresan pena.     
Namun begitu , itu juga bukanlah suatu yang mudah, karena memang harus ada kaidah kaidah tertentu yang harus ditaati dalam mengkreasikan sebuah karya tulis. Menulis adalah suatu karya seni, yang harus memenuhi syarat syarat untuk menjadikannya menjadi sebuah karya yang bernilai seni yang dapat dinikmati keindahannya , kemanfaatannya, kefantatisannya, kedahsyatan pengaruhnya bagi sang penikmat seni. Gampang sekali kita mencorat coret kertas ketika kita tengah tenggelam dalam kekosongan waktu. Kita bisa  menuliskan lamunan kita ,hal hal yang sedang menggangu kita pada saat itu, kita menuliskan  apa saja yang yang sedang terlintas dalam benak kita. Tetapi itupun belum cukup untuk memenuhi syarat dikatakan karya seni  yang bagus .
Oleh karena itu, adanya syarat syarat tertentu itulah yang menjadikan saya merasa bahwa menulis itu merupakan sebuah karya yang benar –benar hebat antara lain adanya diksi, aturan tata bahasa , kesantunan berbahasa,keabsahan dan keontentikan sumber sumber sebagai bahan penulisan dan sebagainya .  
Bagi saya seorang penulis itu adalah seorang yang sangat hebat, karena ia mampu mewakili Tuhan menjelaskan karya ciptaannya : ia menciptakan karakter seseorang menjadi seorang yang hebat,ia mampu mengubah karakter seseorang yang brengsek menjadi seorang yang bermutu ,ia mampu menginspirasi orang lain untuk berbuat dan melakukan yang terbaik melalui tulisannya,ia mampu membuat orang marah dan emotional karena kritikannya yang pedas dan sebagainya.Ia bahkan mampu mewujudkan keindahan ciptaan Tuhan melalui gambaran gambaran untaian kalimatnya. Wanita yang kusebutka diatas itu adalah salah satu dari para inspiratory.
 Dia seorang temanku yang selalu rajin mengikuti forum forum pelatihan menulis.Ia tidak pernah letih menimbah ilmu kepenulisannya. Ditambah lagi pengalaman putranya yang bekerja di sebuah surat kabar terkenal di kota Surabaya. Ia begitu semangat untuk menulis. Cita citanya yang besar adalah bahwa suatu saat ia akan menjadi seorang penulis di hari hari luangnya. Ajakan temanku untuk mengikuti pelatihan pelatihan menulis menarik hatiku. Satu dua kali aku ikut ,akhirnya aku tertarik juga dengan materi materi pelatihan seakan mengingatkankan ku untuk terus belajar menulis. Hingga pada satu pelatihan menulis  yang diselenggarakan oleh PGRI Jawa Timur  yang bekerja sama dengan IGGI wilayah Jawa Timur  aku ikuti juga. Disana para peserta di beri bekal cara menulis melalui media surat kabar  yang kebetulan pada waktu itu bekerja sama dengan surat kabar  Harian Surya. Pada akhir sesi para peserta di minta untuk untuk menulis  dan mengirimkan hasil karyanya melalui e-mail atau whatsApp. Tetapi sayang sekali tulisanku tidak termasuk kelima tulisan yang dapat penghargaan terbaik.Tepati aku senang bisa ikut serta dalam pelatihan itu.Dan aku sudah mencoba yang  aku bisa .
           Tetapi keinginan untuk terus belajar menulis selalu mengingatkan ku. Dirumah aku membaca lagi tulisanku. Ku baca ulang dan kurevisi, aku juga berkonsultasi dengan Ibu Endah Editor dari surat kabar Surya tentang apa kekurangan dalam tulisanku. Dan akhirnya aku mendapatkan suatu gambaran tentang bagaimana dan apa yang seharusnya aku tulis.Kemudian dalam waktu singkat sesuai deatline,aku harus segera mengirimkan hasil tulisanku .Kemudian tidak berapa lama,aku mendapatkan kabar bahwa tulisanku akan di muat.Wow,bagiku itu berita.Aku tidak menyangkah bahwa tulisanku akan dimuat karena,secara mendadak sekali aku harus segera melampirkan gambar yang sesuai dengan gambaran dari  isi dari  tulisanku.
          Tetapi aku sangat berterima kasih pada Bu  Endah dari Koran Surya yang sudah memberi kesempatan padaku untuk menerbitka tulisanku.Walaupun begitu, aku merasa agak sedikit kecewa karena ternyata yang termuat tidak sepenuhnya hasil tulisanku pyur,tetapi sudah mengalami pengeditan. Dan dari situ aku berpikir bahwa ternyata apa yang kita tulis tidak selalu bisa dimuat di beberapa media ,karena harus mengalami beberapa kali pengeditan hingga benar benar menjadi sebuah tulisan yang layak untuk di terbitkan dan dibaca orang. 
          Aku merasa masih sangat miskin kemampuan dalam menulis .Karena itu aku masih harus banyak belajar,berlatih dan tentu saja banyak membaca untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman penulisan dari pengarang lainnya. Aku juga mulai gemar menuliskan coretan coretan yang sebelumnya suka aku lakukan dengan iseng.Aku mulai menuliskannya dalam bentuk puisi puisi kehidupan. Tidak banyak yang ku tulis tetapi mulai saat itu aku senang untuk menulis lagi. 
         Semangat menulisku ku tularkan pada anak didikku .Aku mencoba menggiatkan kegiatan menulis sebagai suatu pembiasaan pada murid muridku.Aku memfasilitasi anak anak didikku untuk rajin menulis melalui kegiatan menulis di buku harian mereka.Aku memberi tugas menuliskan pengalaman atau peristiwa yang mereka alami dalam sebuahbuku harian.Mereka boleh membuat atau mengkreasikan buku itu sendiri dari sisa sisa kertas buku tulis mereka ,atau beli buku ,yang penting mereka senang melakukannya. 
            Aku tidak memaksakan agar satu kelas menulis semua ,karena aku yakin tidak semua peserta didik memililki kemampuan menulis. Aku membebaskan mereka yang tidak bisa menulis.Tetapi aku sering menyemangati mereka untuk tetap menulisnya.Dari hasil hasil tulisan mereka satu persatu ku beri komentar dan koreksi juga kutambahkan catatan dibawahny ayang berisi motivasi untuk terus semangat menulis ,mereka boleh mengumpulkannya kapanpun mereka sudah sempat menulisnya.Alhamdulillah ,kegiatan itu berjalan cukup baik.Ternyata banyak anak didikku yang pintar dan berbakat menulis. Aku ingin menjadikan kegiatan menulis ini menjadi sebuah pembiasan bagi anak didikku ,hal ini selaras dengan program pemerintah yaitu megembangkan literasi pada para pelajar. Terima kasih temanku engkau sudah menginspirasiku untuk menulis lagi.


PANCASILA SAKTI

Pengamalan   butir -butir pancasila  dalam kehidupan sehari hari


MENGENANG PROKLAMASI

Jadikan karakter Pancasila sebagai penyelamat kebobrokan moral bangsa di abad 21

(SRI ANDAYANI)

           Apakah artinya kemerdekaan bagi bangsa ini?                                                                       
            Merdeka itu bebas berkarya
            Merdeka itu bebas bersuara dan berpendapat
            Merdeka itu bebas  menjalankan agama sesuai dengan keyakinaannya
            Tapi bebas itu bukanlah sesuatu yang tanpa batas
            Kebebasan  itu ada didalam lingkup aturan ber-Bangsa dan ber-Negara kesatuan
            Republik Indonesia
Sudah bertahun  tahun kita merdeka. Diumpamakan usia seorang manusia, pada usia ini orang bisa dibilang sudah cukup tua. Usia tua berarti orang sudah mampu merasakan asam garam , pahit dan manisnya kehidupan. Demikian juga dengan umur suatu negara . Pada usia ini, tentu negara kita sudah melewati miskin dan makmurnya taraf hidup , serta maju dan mundurnya sendi sendi kehidupan rakyatnya. Negeri ini juga sudah merasakan kekacauan dan rasa aman  dari segala bentuk gangguan yang memang hal itu merupakan salah satu bentuk dari proses perkembangan suatu Negara. Harus di ingat bahwa mendirikan sebuah negara di antara berbagai macam keberanekaragaman segi segi berbangsa dan unsur unsur pembentuknya,tidaklah mudah. Mengurus satu suku saja sulit, apalagi beribu ribu suku bangsa, beribu ribu adat istiadat, berjuta juta bahasa dan tata budaya. Disisi lain masih banyak jikalau kita membicarakan tentang perbedaan perbedaan di negeri ini.
Tetapi,semua jenis perbedaan itu dapat disatukan dibawah panji-panji pemersatu bangsa sejak dulu. Dan panji panji tersebut sudah beratus ratus bahkan beribu ribu tahun yang lalu.  Panji panji pemersatu bangsa itu sudah diwariskan oleh nenek moyang kita dengan penuh kebijkasanaan, agar bisa diwarisi oleh anak cucunya kelak. Supaya mereka bisa hidup lebih maju,makmur dan rukun dan sejahtera. Tentunya, warisan itu tidak di dapatkannya dengan mudah, tetapi melalui deraian air mata dan cucuran darah juga  pengorbanan yang sangat besar bahkan jiwa dan raga mereka. Tentulah sangat disayangkan kalau pengorbanan mereka itu kita sia siakan saat ini. Kita sebagai generasi penerus harus bisa mewarisi sifat sifat dan nilai nilai keteladan dari nenek moyang  atau  leluhur bangsa kita. Kita harus selalu ingat bahwa bangsa kita adalah sebuah bangsa yang besar,sebuah  bangsa yang hebat , yang telah di segani oleh seluruh bangsa bangsa di penjuru dunia ini.
Kita adalah sebuah bangsa yang bukan baru berdiri beberapa tahun lalu. Kita adalah warisan sebuah bangsa yang sangat besar dan hebat. Kita harus selalu ingat akan hal itu. Hanya dengan mengingatnya, kita akan selalu mengedepankan persatuan dan kerukunan diantara berbagai segi segi kehidupan bernegara. Warisan bangsa yang tak ternilai harganya itu  di ramu dan disarikan oleh oleh para pendahulu dan perintis berdirinya negara ini dan dinamakan “Pancasila”. Panca  memiliki makna lima “syila” (vokal i pendek) artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar”, memiliki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”. Dan“syiila” (vokal i panjang) artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh”.Dalam bahasa  Indonesia diartikan susila .Sehingga pancasila artinya  lima aturan tingkah laku yang penting . Sekarang bagaimana menanamkan kandungan butir butir pancasila pada pelajar?
Pelajar saat ini adalah  pewaris kita kelak yang akan meneruskan perjuangan kita untuk tetap menjaga dan membangun negeri ini dengan penuh keyakinan  bahwa nanti mereka akan mampu menjaga amanah  mulia ini. Oleh karena itu semangat untuk menjaga negeri kita tercinta harus terus dibangun dikalangan pelajar yang akhir akhir ini nampak mulai kendur,(ini bisa di lihat ketika mereka sedang mengikuti kegiatan upacara bendera di sekolah mereka. Mereka terkesan tidak bersungguh sungguh dan kurang mendisiplinkan dirinya sendiri. 
Oleh kaerena itu, Karakter nasionalis harus dibangun dan di terapkan dalam kehidupan nyata. Banyak kaum pelajar yang sudah tidak mau ambil pusing dengan negerinya sendiri, cenderung ogah ogahan dan semau gue. Kesemuanya ini terjadi bukan tanpa sebab. Salah satu sebabnya  pengaruh buruk pergaulan dikalangan pelajar. Pergaulan yang sekarang ngetren dengan sebutan “pergulan dunia digital” . Artinya pelajar sekarang sudah dikuasai oleh  mesin alat pergaulan yang disebut gadzet dan tidak mau lepas darinya. Sebenarnya tidaklah buruk asal ,mereka tahu manfaatnya dari alat tersebut. Tapi banyak dari mereka yang kurang paham tentang fungsi dan cara memanfaatkan alat tersebut untuk mendapatkan informasi yang bermanfat dan menggali ilmu pengetahun  untuk kualitas mereka. Pelajar sekarang terkesan  mau enaknya saja. Tidak ada  “challenge of life “ di dalam dirinya. Yakni semangat perjuangan didalam jiwanya.  Maunya serba yang  gampang dan instant seperti juga makanan kesukaannya (”makanan instant”). Sifat malas belajar,enggan menghadapi kesulitan baik permasalahan di rumah maupun di sekolah, mau enaknya sendiri, cepat sekali mengeluh, dan mudah menyerah terhadap keulitan yang di hadapainya. Pelajar yang  seperti  ini akan gampang sekali terkena pengaruh negative dalam pergaulan: Mabuk mabukan,tawuran ,balapan liar, dan obat obatan terlarang yang sudah merambat ke dunian para pelajar,pergaulan bebas yang sudah menjadi tren dikalangan muda di beberapa daerah. Dan masih banyak lagi pengaruh negatif di masyarakat  yang terjadi saat ini.  
Kalau melihat berbagai permasalahan sosial yang marak terjadi akhir akhir ini, kita jadi miris juga. Oleh karena itu pelajar  harus kembali kepada nilai nilai  luhur bangsa ini yang sudah ditanamkan oleh generasi sebelumnya. Pelajar harus memiliki memiliki jiwa kepahlawanan dalam dirinya dalam hal apapun, sehingga mereka akan menjadi genersi tangguh ,siap menghadapi tantangan kehidupannya dengan didasari oleh jiwa dan semangat pancasila  dalam pengamalannya sehari hari.
Pancasila  Penting sekali  di terapkan di setiap sendi kehidupan bermasyrakat, berbangsa dan bernegara. Tidak saja hanya di ucapkan, diteriakkan, keras keras setiap hari upacara  atau dipasang di dada agar semua orang tahu bahwa ia  adalah pengamal pancasila, tetapi lebih dari  itu ia  harus mampu mengamalkannya didalam kehidupan sehari-hari.  Tentu saja diperlukan adanya pemodelan atau suri tauladan dalam setiap pengamalannya. Di sinilah peranan dari setiap tokoh  atau para pemimpin negeri ini sangat diperlukan dalam usaha untuk penerapannya. Mereka adalah panutan yang setiap tindak tanduk dan tutur katanya selalu di perhatikan orang  yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin disini bukan saja orang yang duduk dipemerintahan, tetapi meliputi semua orang yang memiliki kedudukan, tempat dan waktu yang selalu di lihat dan di jadikan panutan oleh orang lain. Mereka bisa dari semua kalangan. Ini bisa dimulai dari para pemegang kendali negara tertinggi hingga ke tingkat bawah, disemua segi segi kehidupan masyarakat, hingga tingkat terbawah yakni orang tua didalam keluarga. Keluarga sebagai unsur terbawah harus menjadi pilar terkuat dalam pembentukan pengamalan pancasila  di keluarganya. Setiap keluarga harus menerapkannya dalam keluarganya. Selanjutnya ke arah lingkungan lebih tinggi di tiap tiap RT dan Rw, sekolah,dan lembaga lembaga lain  sampai ke tingkatan yang lebih tinggi di segala sektor  dan harus mengedepankan pengamalannya. 
Pelaksanaannya ini tidaklah hanya sekedar slogan atau mainan saja tetapi harus secara serius melaksanakan semua butir butir yang terkandung didalamnya. Jangan hanya mengaku bahwa aku Indonesia ,aku pancasila tetapi sama sekali tidak tahu apa itu pancasila dan apa itu yang terkandung didalam butir butir tiap silanya. Sungguh suatu yang ironis sekali jikalau demikian. Contoh saja ,di sekolah,setiap hari senin selalu diselenggarakan upacara,dan selalu dibacakan kelima sila tersebut,akan menjadi suatu yang percuma jika hanya sekedar seremonial saja. Seharusnya dibacakan semua butir nya sebagaimana dibacakan teks UUD 45 . 
Di setiap tempat tempat umum selalu dipasang butir butir sila sila tersebut dalam bentuk poster besar , sehingga semua orang akan bisa membaca dan tentu saja  bisa mengamalkannya disetiap tempat dan waktu. Jadi dengan adanya penerapan ini , cita cita luhur bangsa ini akan tercapai. Kalau para pemimpin sudah memberikan contohnya  yang terbaik didalam  kepemimpinannya dan masyarakatnya, maka kehidupan berbangsa dan bernegara yang dicita citakan oleh Perintis negara kita akan tercapai.  Adakah niatan baik untuk mengubah kondisi menjadi lebih baik dengan cara pengamalan butir butir pancasila secara serius? Hanya inilah satu satunya resep yang bisa membawa  negara kita menjadi negara yang baldatun thoyibatun warobbul goffur,Indonesia Jaya.