MENGENANG PROKLAMASI
Jadikan
karakter Pancasila sebagai penyelamat kebobrokan moral bangsa di abad 21
(SRI ANDAYANI)
Apakah
artinya kemerdekaan bagi bangsa ini?
Merdeka itu bebas berkarya
Merdeka itu bebas bersuara dan berpendapat
Merdeka itu bebas menjalankan agama
sesuai dengan keyakinaannya
Tapi bebas itu bukanlah sesuatu yang
tanpa batas
Kebebasan itu ada didalam lingkup aturan ber-Bangsa dan ber-Negara kesatuan
Republik Indonesia
Sudah bertahun
tahun kita
merdeka. Diumpamakan usia seorang manusia, pada usia ini orang bisa dibilang
sudah cukup tua. Usia
tua berarti orang sudah mampu merasakan asam garam , pahit dan manisnya kehidupan.
Demikian juga dengan umur suatu negara . Pada usia ini, tentu negara kita sudah
melewati miskin dan makmurnya taraf hidup ,
serta maju dan mundurnya sendi sendi kehidupan
rakyatnya. Negeri ini juga sudah merasakan kekacauan dan rasa aman dari segala bentuk gangguan yang memang hal
itu merupakan salah satu bentuk dari proses perkembangan suatu Negara. Harus di
ingat bahwa mendirikan sebuah negara di antara berbagai macam keberanekaragaman
segi segi berbangsa dan unsur unsur pembentuknya,tidaklah mudah. Mengurus satu suku saja
sulit, apalagi
beribu ribu suku bangsa, beribu
ribu adat istiadat, berjuta
juta bahasa dan tata budaya. Disisi lain masih banyak jikalau kita membicarakan
tentang perbedaan perbedaan di negeri ini.
Tetapi,semua jenis perbedaan itu dapat disatukan
dibawah panji-panji pemersatu bangsa sejak dulu. Dan panji panji tersebut sudah
beratus ratus bahkan beribu ribu tahun yang lalu. Panji panji pemersatu bangsa itu sudah
diwariskan oleh nenek moyang kita dengan penuh kebijkasanaan, agar bisa
diwarisi oleh anak cucunya kelak. Supaya mereka bisa hidup lebih maju,makmur
dan rukun dan sejahtera. Tentunya,
warisan itu tidak di dapatkannya dengan mudah, tetapi melalui deraian
air mata dan cucuran darah juga pengorbanan yang sangat besar bahkan jiwa dan
raga mereka. Tentulah sangat disayangkan kalau pengorbanan mereka itu kita sia
siakan saat ini. Kita sebagai generasi penerus harus bisa mewarisi sifat sifat dan
nilai nilai keteladan dari nenek moyang atau leluhur bangsa kita. Kita harus selalu ingat
bahwa bangsa kita adalah sebuah bangsa yang besar,sebuah bangsa yang hebat , yang telah di segani
oleh seluruh bangsa bangsa di penjuru dunia ini.
Kita adalah sebuah bangsa yang bukan baru berdiri
beberapa tahun lalu. Kita adalah warisan sebuah bangsa yang sangat besar dan
hebat. Kita
harus selalu ingat akan hal itu. Hanya dengan mengingatnya, kita akan selalu
mengedepankan persatuan dan kerukunan diantara berbagai segi segi kehidupan
bernegara. Warisan bangsa yang tak ternilai
harganya itu di ramu dan disarikan oleh
oleh para pendahulu dan
perintis berdirinya negara ini dan dinamakan “Pancasila”. Panca memiliki makna lima “syila” (vokal i pendek)
artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar”, memiliki makna leksikal “berbatu
sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”. Dan“syiila”
(vokal i panjang) artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau
yang senonoh”.Dalam bahasa Indonesia
diartikan susila .Sehingga pancasila artinya lima aturan tingkah laku yang penting . Sekarang
bagaimana menanamkan kandungan butir butir pancasila pada pelajar?
Pelajar saat ini adalah pewaris kita kelak yang akan meneruskan
perjuangan kita untuk tetap menjaga dan membangun negeri ini dengan penuh
keyakinan bahwa nanti mereka akan mampu
menjaga amanah mulia ini. Oleh karena
itu semangat untuk menjaga negeri kita tercinta harus terus dibangun dikalangan
pelajar yang akhir akhir ini nampak mulai kendur,(ini bisa di lihat ketika mereka sedang mengikuti kegiatan upacara bendera
di sekolah mereka. Mereka terkesan
tidak bersungguh sungguh dan kurang mendisiplinkan dirinya sendiri.
Oleh
kaerena itu, Karakter nasionalis harus dibangun
dan di terapkan dalam kehidupan nyata. Banyak kaum pelajar yang sudah tidak mau
ambil pusing dengan negerinya sendiri, cenderung ogah ogahan
dan semau gue. Kesemuanya
ini terjadi bukan tanpa sebab. Salah satu sebabnya pengaruh buruk
pergaulan dikalangan pelajar. Pergaulan yang sekarang ngetren dengan sebutan
“pergulan dunia digital” . Artinya pelajar sekarang sudah dikuasai oleh mesin alat pergaulan yang disebut gadzet dan
tidak mau lepas darinya. Sebenarnya tidaklah buruk asal ,mereka tahu manfaatnya
dari alat tersebut. Tapi banyak dari mereka yang kurang paham tentang fungsi
dan cara memanfaatkan alat tersebut untuk mendapatkan informasi yang bermanfat
dan menggali ilmu pengetahun untuk
kualitas mereka. Pelajar sekarang terkesan
mau enaknya saja. Tidak ada
“challenge of life “ di dalam dirinya. Yakni semangat perjuangan
didalam jiwanya. Maunya serba yang
gampang dan instant seperti juga makanan kesukaannya (”makanan
instant”). Sifat
malas belajar,enggan menghadapi kesulitan baik permasalahan di rumah maupun di
sekolah, mau enaknya sendiri, cepat sekali mengeluh, dan mudah menyerah
terhadap keulitan yang di hadapainya. Pelajar yang seperti ini akan gampang sekali terkena pengaruh negative
dalam pergaulan: Mabuk mabukan,tawuran ,balapan liar, dan obat obatan terlarang
yang sudah merambat ke dunian para pelajar,pergaulan bebas yang sudah menjadi
tren dikalangan muda di beberapa daerah. Dan
masih banyak lagi pengaruh negatif
di masyarakat
yang terjadi saat ini.
Kalau melihat berbagai permasalahan sosial yang
marak terjadi akhir akhir ini, kita jadi miris juga. Oleh karena itu pelajar harus kembali kepada nilai nilai luhur bangsa ini yang sudah ditanamkan oleh
generasi sebelumnya. Pelajar harus memiliki memiliki jiwa kepahlawanan dalam
dirinya dalam hal apapun, sehingga mereka akan menjadi genersi tangguh ,siap
menghadapi tantangan kehidupannya dengan didasari oleh jiwa dan semangat pancasila
dalam pengamalannya sehari hari.
Pancasila Penting sekali di
terapkan di setiap sendi kehidupan bermasyrakat, berbangsa dan
bernegara. Tidak saja hanya di ucapkan, diteriakkan, keras keras setiap hari upacara
atau dipasang di dada agar semua orang tahu
bahwa ia adalah pengamal pancasila, tetapi lebih dari itu ia
harus mampu
mengamalkannya didalam kehidupan sehari-hari.
Tentu
saja diperlukan adanya pemodelan atau suri tauladan dalam setiap pengamalannya. Di sinilah peranan
dari setiap tokoh atau para pemimpin
negeri ini sangat diperlukan dalam usaha untuk penerapannya. Mereka adalah
panutan yang setiap tindak tanduk dan tutur katanya selalu di perhatikan
orang yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin disini bukan saja orang yang duduk
dipemerintahan, tetapi meliputi semua orang yang memiliki kedudukan, tempat dan
waktu yang selalu di lihat dan di jadikan panutan oleh orang lain. Mereka bisa
dari semua kalangan. Ini bisa dimulai dari para pemegang kendali negara tertinggi
hingga ke tingkat bawah, disemua segi segi kehidupan masyarakat, hingga tingkat
terbawah yakni orang tua didalam keluarga. Keluarga
sebagai unsur terbawah harus menjadi pilar terkuat dalam pembentukan pengamalan
pancasila di keluarganya. Setiap
keluarga harus menerapkannya dalam keluarganya. Selanjutnya ke arah
lingkungan lebih tinggi di tiap tiap RT dan Rw, sekolah,dan lembaga lembaga
lain sampai ke tingkatan yang lebih
tinggi di segala sektor dan harus
mengedepankan pengamalannya.
Pelaksanaannya ini tidaklah hanya sekedar slogan
atau mainan saja tetapi harus secara serius melaksanakan semua butir butir yang
terkandung didalamnya. Jangan hanya mengaku bahwa aku Indonesia ,aku pancasila
tetapi sama sekali tidak tahu apa itu pancasila dan apa itu yang terkandung
didalam butir butir tiap silanya. Sungguh suatu yang ironis sekali jikalau
demikian. Contoh saja ,di sekolah,setiap hari senin selalu diselenggarakan
upacara,dan selalu dibacakan kelima sila tersebut,akan menjadi suatu yang
percuma jika hanya sekedar seremonial saja. Seharusnya dibacakan semua butir
nya sebagaimana dibacakan teks UUD 45 .
Di setiap tempat tempat
umum selalu dipasang butir butir sila sila tersebut dalam bentuk poster besar ,
sehingga semua orang akan bisa membaca dan tentu saja bisa mengamalkannya disetiap tempat dan
waktu. Jadi
dengan adanya penerapan ini , cita
cita luhur bangsa ini akan tercapai. Kalau para pemimpin sudah memberikan
contohnya yang terbaik didalam kepemimpinannya dan masyarakatnya, maka
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dicita citakan oleh Perintis negara kita
akan tercapai. Adakah niatan baik
untuk mengubah kondisi menjadi lebih baik dengan cara pengamalan butir butir
pancasila secara serius? Hanya inilah satu satunya resep yang bisa membawa negara
kita menjadi negara
yang baldatun thoyibatun warobbul goffur,Indonesia Jaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar