Minggu, 10 Februari 2019

Gadzet , sebuah dilemah,kebutuhan ataukah ancaman?



Bagaimana menyikapi penggunaan gadzet yang marak di kalangan pelajar akhir akhir ini?
(SRI ANDAYANI)
               
Apa peran guru di dalam menumbuhkan generasi yang siap menghadapi tantangan arus gelombang teknologi yang serba digital ini beserta dampaknya? Kemajuan teknologi digital adalah sebagai tanda lebih meningkatnya daya pikir manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih mudah dan serba cepat. Maraknya penggunaan teknologi digital di negeri ini saat ini bagaikan jamur dimusim hujan,senantiasa berkembang pesat seiring dengan berjalannya waktu. Di berbagai sektor kehidupan baik orang maupun lembaga lembaga baik pemerintah maupun swasta sudah mulai bergerak menuju penggunaan sarana dan prasarana digital ini. Demikian juga di dunia pendidikan, entertainment,dan masih banyak lagi sektor.
               Mau tidak mau semua orang akan berpaling dari penggunaan teknologi tradisional kearah teknologi digital yang saat ini merupakan satu tuntutan hidup bagi semua orang. Salah satu teknologi digital yang sangat pesat perkembangannya yaitu gadzet. Detik demi detik perubahan menuju kesempurnaan dari teknologi digital ini terus berkembamg seiring dengan keinginan manusia untuk hidup menjadi serba mudah ,cepat dan  ,efisien. Sehingga di kalangan pengusaha gadzet selalu berusaha menciptakan fitur fitur terbaru untuk bisa menarik pemakai teknologi ini .
Kita sekarang ini berada didalam taraf sedang gencar gencarnya menggunakan teknologi digital .Rakyat Indonesia ibaratnya sedang mengalami demam teknologi digital yang mau tidak mau harus kita lalui bersama . Oleh karena itu tentu saja ada sisi positif maupun sisi negatifnya. Sisi positif tentu saja memberikan dampak kemajuan pada berbagai pelayanan sosial masyarakat. Sedang sisi negatifnya juga tidak kalah banyaknya.Terutama penggunaan gadzet dikalangan pelajar. Dengan maraknya berbagai media sosial, berbagai bentuk permainan ,digital,dan masih banyak sarana lainnya.Disinilah letak peran serta guru sangat diperlukan sebagai garda terdepan untuk menghadapi  dampak negative arus gelombang perkembangan teknologi digital di kalangan pelajar. Sudah sanggupkah kita para guru memikul beban berat itu?
Guru sebagai garda terdepan dalam menciptakan generasi muda yang mumpuni yang sanggup memiliki, mengelola,dan menciptakan teknologi di negeri sendiri. Guru juga  harus melek teknologi dan harus selalu mengikuti laju perkembangan teknologi, jika ingin menciptakan generasi yang  melek dan siap  tempur didalam arus gelombang teknologi sekarang ini. Bagaimana bisa mengawal siswanya kalau diri sendiri belum mampu? Untuk itulah semangat belajar untuk menguasai  teknologi sangat penting ditumbuhkan dikalangan guru.
Selain dari dalam diri guru itu sendiri, sekolah sebagai wadah bagi guru dalam mengelolah kemampuannya harus selalu mendorong para guru untuk belajar dan memberi peluang bagi guru untuk belajar dengan cara menyediakan pelatihan pelatihan dan memberikan waktu bagi guru untuk menyempatkan belajar. Belajar tidak harus keluar dari lingkup sekolah tetapi bisa didalam lingkup sekolah dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah serta memanfaatkan tenaga ahli IT  yang dimiliki tiap sekolah. Dengan cara seperti ini niatan baik untuk memajukan guru dalam menguasahi teknologi baru akan terwujud.
Lalu apa tugas pendidik sebagai pewaris dan penerus cita cita luhur perintis negeri ini  ditengah hiruk pikuknya  kemajuan teknologi yang seolah olah terus melaju tanpa bisa dibendung lagi? Bagaimanakah cara pendidik menangani penggunaan teknologi digital terhadap anak anak didik kita agar mereka tetap berada pada koridor yang sesuai dengan aturan kita bersama? Bagaimanakah caranya agar kita tidak was was setiap kali mereka bermain gadzet ?
Tentunya kita harus memikirkan cara yang tepat untuk memberikan rambu rambu atau batasan bagi mereka . Maka diperlukan kerja sama  dari semua pihak ,baik pemerintah  dalam hal ini dinas pendidikan yang berhak dan berkewajiban membuat aturan-aturan maupun pihak pihak lain yang ikut bertanggung jawab, antara lain kepala sekolah ,guru dan komite sekolah . Jika semua pihak sudah saling berkomitmen untuk menegantisipasi segala hal yang berkenaan dengan dampak negatif dari penggunaan gadzet itu, maka diharapkan semua siswa akan aman dan terbebas dari hal hal yang tidak diinginkan.
 Sejauh ini sudah banyak kita jumpai kekacauan yang disebabkan penggunaan gadzet yang keliru,terutama dikalangan pelajar. Dampak dampak negative sudah kita rasakan,antara lain pelajar menjadi pemalas karena keseringan memakai HP hingga lupa waktu untuk belajar,main game on line, kencan buta, menirukan ucapan ucapan yang tidak seharusnya, menyebarkan atu mengupload gambar atau vidio sembarangan tanpa berpikir itu baik atau buruk bagi dirinya atau merugikan banyak orang, dan masih banyak lagi kerugian lainnya. Demikian juga di media sosial, segala kata buruk, ucapan dan makian yang sering kali menyebabkan orang lain tersinggung yang pada akhirnya menjadi sebab timbulnya perpecahan di kalangan mereka .Dan secara tidak sengaja ucapan ucapan yang biasa mereka gunakan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman teman  mereka di MEDSOS seringkali terlontar di dalam kelas. Sehingga kadang ketika berbicara dengan guru mereka secara otomatis saja menggunakan kata kata itu. Padahal kata kata itu sering kali bernada kasar dan tidak sopan untuk diucapkan terhadap guru. Itulah salah satu contoh buruk akibat penggunaan gadzet di kalangan anak sekolah. Di tiap sekolah sebenarnya sudah punya aturan tentang pelarangan penggunaan gadzet di kelas. Namun ,terkadang ada kalanya itu dilanggar oleh pelajar karena beberapa sebab. Ada ada saja alasan yang mereka lontarkan untuk menutupi keberatan mereka terhadap aturan tersebut. Misalnya,kunci lokernya hilang atau pada jam pertama guru belum mengecek apakah siswa sudah mengumpulkan gadzet ataukah sudah. Dan masih seribu kali alasan mereka agar tidak melepaskan gadzet mereka.
            Untuk itulah perlu dipertegas lagi pelaksanaan aturan . Kedisiplinan harus terus ditegakkan dan perlu dukungan semua pihak. Kalau tidak, percuma saja aturan dibuat kalau tidak dilaksanakan dengan betul. Dan perlu sekali untuk  selalu mengontrol  pelaksanaannya agar cita cita bagus untuk mewujudkan generasi emas dimasa masa depan akan tercapai. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar