MENUNGGU
“Menunggu”
apakah itu menyenangkan?
Mengawasi anak anak sedang ujian memang
sangatlah membosankan,,apalagi aku mendapatkan shift ke-3 , kira kira jam
14.00 hingga 16.00. Wow, dua jam bakalan menjadi moment yang menakutkan bagiku.
Aku sudah bisa membayangkan sebelumnya apa yang akan terjadi denganku di tempat
itu pada saat saat seperti itu. Karenanya aku mengantisipasi dan bersiap-siap membawa bekal yang cukup
supaya aku tidak menjadi makhluk yang aneh ditempat itu. Kok aneh? Ya ialah betapa
tidak aneh kalau kita berkali kali menguap tak berkesudahan.Aku bisa
membayangkan bagaimana wajahku ketika menguap. Tentu saja pada saat menguap wajah kita
sungguh sangat memilukan, wajah seperti allien yang payah,wajah bodoh,wajah
yang menunjukkan bahwa kita makhluk yang idiot. Nah aku tidak mau terlihat
seperti itu kan? Karenanya segera ke penuhi tasku dengan buku buku antology
cerpen terbitan FLP tercintaku. Bergegas aku pakai tasku, kukeluarkan motorku, kustarter
dan wushhh motorku melaju kearah tempat
yang kutuju . Sebentar Aku telah sampai
sebelum pelaksanaan ujian. Karena memang jam segitulah waktu yng sudah
di tentukan oleh panitia ujian unbk di rayonku.
Bel
terdengar keras, tanda waktu peserta ujian segera masuk kelas masing masing. Sedangkan
para pengawas berkumpul di ruang pimpinan untuk mendengarkan pengarahan
seperlunya tentang tata cara dan pelasanaan ujian yang benar, juga tentang
tanggung jawab bagi para pengawas dan proktor, serta tekhnisi unbk. Selanjutnya
kami menuju ruang kepengawasan yang ada di lantai tiga. Kami susuri ruang ruang
kelas, dan akhirnya aku menemukan
sebuah tangga . Kuikuti anak tangga demi
anak tangga,nafasku terasa ngos ngosan.Aduh, sungguh melelahkan rasanya, nafasku
bertambah tersengal sengal, dengkul rasanya nyeri. Tetap saja kulangkahkan
kakiku perlahan hingga mencapai lantai ketiga, ruang komputer 1. Di situ
kulihat para peserta ujian sudah berbaris di sisi sisi jalan, menunggu para
pengawas ujian untuk mempersilahkan mereka masuk klas. Satu persatu peserta
ujian masuk kelas sambil bersalaman dan mengucapkan salam. Setelah semuanya
duduk dengan tertib dan membuka komputer mereka dengan tertib. Aku duduk di
depan sebelah kanan, teman sejawat sesama pengawas ada di sebelahku agak jauh.
Sebelah kirinya lagi ada satu orang proktor yang sedang memonitor komputer, dan
sebelah kirinya lagi seorang teknisi komputer.Ruangan ujian itu bentuknya
memanjang terbagi menjadi 3 bagian; antara lain: ruang komputer 1 ,ruang
komputer2 dan ruang komputer 3, yang ketiganya tidak dibatasi oleh sekat ruangan
sehingga kita bisa memandang semua peserta dari kejauhan. masing masing ruang
memiliki pengawas dan proktor, serta teknisi tersendiri.Jumlah peserta didik
didalam satu ruang komputer tersebut masing masing 30 siswa dengan jumlah
komputer 34 ,sisanya sebagai cadangan manakala ada yang sedang mengalami
gangguan.
Setelah kuedarkan lembar absen peserta ujian satu persatu
aku kembali ketempat dudukku semula. Aku mengawasi peserta didik secara
keseluruhan, nampak mereka bersungguh sungguh dalam mengerjakan sosal-soal
ujian mereka. Mereka nampak tertib dan tenang.
Aku
kembali menatap mejaku. Setelah kuisi lembar berita acara, daftar hadir dan
pakta integritas, aku mulai bengong. Seperti yang sudah kuperkiraakan
sebelumnya. Aku mulai mengeluarkan bekalku. Beberapa menit kemudian aku sudah
terhanyut oleh buaian kisah yang ada buku antologiku. Kubaca satu persatu hingga
waktu berjalan kira kira satu jam tidak terasa. Buku itu sudah habis aku
lumatkan. Aku sudah terpuaskan dengan kisah kisah yang ada di buku itu. Karena
jarang sekali aku punya waktu seluang itu untuk membaca. Aku selalu kehabisan
waktu baik itu di sekolah, di rumah maupun dimana saja untuk membaca.entahlah
sulit sekali mencari waktu saat itu,entah bersembunyi dimana dia. Mungkin saja
dia bersembunyi dibalik tugas tugas mengajarku, maupun tugas tugas rumah. Dia
senang sekali main petak umpet denganku dibawah kolong tempat tidur, Dulu aku
selalu membaca dimanapun dan kapanpun itu, bahkan berjalanpun aku juga membaca ketika ada sesuatu yang menarik perhatianku.
Kulirik
teman sesama pengawas disebelahku, Dia terlihat khusuk dengan kitab suci kecil
di tangannya. Mulutnya komat kamit
menandakan bahwa dia sedang membaca ayat ayat yang ada
didalamnya.”Sungguh cerdas sekali orang ini’, pikirku. Dia masih sangat muda ,usianya
kira kira masih 26 tahunan, mengajar di sekolah Islam . Kenapa tak terpikir
olehku untuk membawa kitab suci yang sama ya padahal aku juga pingin membaca
dan mencari referensi ayat ayat yang
mendukung artikel kepenulisanku. Mungkin ketergesah gesahanku yang membuatku
mencot saja buku yang ada didekatku. Itu pengalamanku yang konyol,lain waktu akan ku persiapkan lagi lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar