Minggu, 19 April 2020

Andil Para Penggerak Literasi Di Masa Pandemi Covid 19

Andil Para Penggerak Literasi 


Di Masa Pandemi Covid 19 Rasanya sangat memprihatinkan melihat kondisi ketidak pastian tentang kapan berakhirnya pandemi Covid 19 saat ini. Kondisi kecemasan sudah melanda semua orang. Masyarakat bingung harus melakukan apa. Ingin mengikuti anjuran pemerintah untuk tinggal dirumah namun, kebutuhan hidup menuntut mereka untuk keluar. Mereka juga butuh memberi keluarganya makan. Kepanikan ini tdak saja melingkupi masyarakat kalangan bawah, tetapi sudah menjangkiti semua kalangan. Tidak ada yang terlewati oleh teror yang dibuat oleh Covid 19. Virus ini tidak tebang pilih, semua di hinggapinya. Lama-lama masyarakat akan mengalami gncangan hebat akibat stres yang berjamaah dan berkepanjangan. 
 
Pemerintah apalagi tidak kalah stresnya. Uang Negara habis untuk di fokuskan pada penanganan kasus ini. Segala daya dan upaya dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus nakal ini. Namun bagaikan menaruh air di daun talas. Himbauan keras pemerintah itu ternyata tidak di patuhi oleh semua kalangan. Masih banyak orang yang tidak paham terhadap kondisi buruk yang sedang menimpa negara ini. Mereka lebih mengedepankan ego masing-masing. Sehingga kebijakan yang seharusnya diharapkan bisa mengerem laju penularan tidak bisa berjalan dengan mulusnya. 

Dari hari ke hari peningkatan jumlah kasus orang yang terjangkiti bertambah. Masih banyak yang bersikap masa bodoh, cuek, curiga bahkan anti patih terhadap anjuran pemerintah. Kondisi ini diperparah dengan adanya berita yang simpang siur yang belum pasti kebenarannya(hoax). Semua orang bertindak semau gue. Peran medsos mempersubur penyebaran berita hoax tersebut. Orang dengan mudahnya menyebarkan berita dari satu akun ke akun lainnya tanpa ada rasa takut mendapatkan sanksi hukum atas kelalaiannya. 

Kenapa ini terjadi? Masyarakat sudah bosan dengan situaasi yang dihadapinya. Sebagian masyarakat sudah terlalu resah ingin segera mengakhiri wabah ini. Tetapi banyak pula yang berlagak sok jagoan seolah ia kebal dengan virus ini. Akhirnya banyak yang bertindak selayak sesukanya, memberi resep-resep, jamu, obat, atau tip-tip yang sekiranya bisa mengobati orang yang terjangkiti virus ini. Ada yang bertindak seperti seorang pakar kesehatan, pakar ekonomi dan pakar sosial yang membuat statement-statement yang malah membuat masyarakat lebih bingung. Ada juga yang membuat konten-konten jenaka yang isinya sindiran, luapan kemarahan, kepanikan, dan juga pada ketidakmampuan mereka mengatasi pandemi ini. 

Lalu apa peran dari para Penggiat Literasi di masa pandemik ini? Apakah mereka ikut pada golongan yang memperkeruh kondisi atau yang meredahkan kepanikan? Atau apakah mereka justru tidak berbuat apa-apa? Tanyakanlah pada hati sendiri apa yang bisa kita sumbangkan untuk bangsa dalam kondisi ini. Banyak hal yang bisa kita lakukan. Tentu saja lewat tulisan kita. Kita bangun opini yang sifatnya memberi kesejukan. Kita beri mereka tulisan yang mendidik. Kita beri pemahaman pada masyarakat bahwa negeri kita sedang diuji oleh Allah dengan sesuatu yang natural. Semua orang harus berbesar hati dan sabar, patuh pada anjuran pemerintah agar bencana ini segera berakhir. Tidak menulis sesuatu yang memperkeruh situasi, memicu kecemburuan sosial di masyarakat. Membuat konten-konten ajakan atau himbauan yang lebih mementingkan ikatan kerukunan sosial kebangsaan bukan malah membuat perpecahan. Memberi wawasan yang cerdas pada masyarakat untuk lebih banyak melakukan kegiatan di rumah untuk memperbaiki kualitas ibadah dan keperdulian dengan masyarakat sekitar. 

Kesulitan ekonomi selayaknya bukan menjadikan seseorang lebih mementingkan diri sendiri dengan cara menumpuk sembako di rumah karena ketakutan akan adanya masa karantina yang diperpanjang. Menghimbau masyarakat agar bertindak sewajarnya saja tidak berlebihan. Megingatkan masyarakat agar menengok tetangga kanan-kirinya jika membutuhkan pertolongan. Intinya tugas para pegiat literasi ialah membuat situasi dan kondisi nyaman dan aman di tengah-tengah masyarakat. Melalui tulisannya pegiat Literasi mampu menginspirasi dan mendidik masyarakat untuk bertindak lebih cerdas dan bijaksana. 

4 komentar: